Menggantungkan Nasib dengan secarik Kertas Jawaban
Palembang, 17 april 2011
Siapa yang tidak pernah mendengar kata Ujian Nasional atau yang lebih sering disingkat dengan ka UN. Kata ini diseluruh pelajar yang sedang menempuh kelas 3 SMP dan SMA sangat menakutkan karena mereka khawatir apa yang sudah mereka tempuh selama 3 tahun dengan baik mungkin akan sia-sia cuma karena ujian yang membuat mereka gugup selama satu minggu.
Ketakutan mereka yang sangat berlebihan serta pengalaman dari kakak kelas mereka yang mungkin banyak gagal membuat mereka tambah khawatir dan menjadi sangat panik. Malu dengan teman serta desakan orang tua yang kian membuat mereka seperti tercekik mati bila tidak lulus Ujian Nasional ini.
Mungkin bagi kita yang tidak mengalami hal ini kita hanya bisa berkata " kan sama saja Un dengan Ujia sekolah" padahal bila kita bandingkan Un dengan ujian sekolah murid akan lebih tenang karena mereka tidag harus berhadapan dengan guru pengawas dari sekolah lain yang kebanyakan berwajah tidag besahabat. Bukan hanya pengawas yang membuat mereka gugup tapi soal-soal ujian yang disamakan membuat mereka makin sengsara padahal setiap sekolah memiki kendala masing-masing yang tidak bisa disama ratakan oleh pemerintah pusat.
Bila kita pandang sebenarnya Ujian Nasional ini tidag perlu dilakukan karena cuma hanya untuk mengukur prestasi setiap sekolah padahal setiap sekolah itu prestasinya diukur melalui banyaknya murid mereka yang diterima di perguruan tinggi negeri dimanapun. Bila ingin banyak penerus yang benar dan bagus mungkin sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan infrastuktur umum yang ada seperti alat peraga dan lain -lain..
Mungkin yang diharapkan Pemerintah ingin para generasi muda penerus bangsa ini lebih tertantang dalam menjalani proses penyelesaian tahap terakhir SMA. Tapi sayangnya Pemerintah tidak mempertimbangkan segala sesuatu yang diambilnya bahkan pemerintah seakan-akan mengisyaratkan bahwa mereka pengusa dan setiap keinginan mereka harus terpenuhi. Bila kita cermati lebih mendalam dan kita lansung turun kelapangan maka kita akn lebih malu lagi ketika penerus bangsa ini hanya bertumpuh pada secarik kertas jawaban yang mereka dapat dari orang sekitar mereka. Seharusnya pemerintah sadar dengan hal ini bahkan mengalah karena setiap tahun soal-soal Ujian Nasional selalu bocor ditangan aparat pemerintah.
Ketakutan mereka yang sangat berlebihan serta pengalaman dari kakak kelas mereka yang mungkin banyak gagal membuat mereka tambah khawatir dan menjadi sangat panik. Malu dengan teman serta desakan orang tua yang kian membuat mereka seperti tercekik mati bila tidak lulus Ujian Nasional ini.
Mungkin bagi kita yang tidak mengalami hal ini kita hanya bisa berkata " kan sama saja Un dengan Ujia sekolah" padahal bila kita bandingkan Un dengan ujian sekolah murid akan lebih tenang karena mereka tidag harus berhadapan dengan guru pengawas dari sekolah lain yang kebanyakan berwajah tidag besahabat. Bukan hanya pengawas yang membuat mereka gugup tapi soal-soal ujian yang disamakan membuat mereka makin sengsara padahal setiap sekolah memiki kendala masing-masing yang tidak bisa disama ratakan oleh pemerintah pusat.
Bila kita pandang sebenarnya Ujian Nasional ini tidag perlu dilakukan karena cuma hanya untuk mengukur prestasi setiap sekolah padahal setiap sekolah itu prestasinya diukur melalui banyaknya murid mereka yang diterima di perguruan tinggi negeri dimanapun. Bila ingin banyak penerus yang benar dan bagus mungkin sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan infrastuktur umum yang ada seperti alat peraga dan lain -lain..
Mungkin yang diharapkan Pemerintah ingin para generasi muda penerus bangsa ini lebih tertantang dalam menjalani proses penyelesaian tahap terakhir SMA. Tapi sayangnya Pemerintah tidak mempertimbangkan segala sesuatu yang diambilnya bahkan pemerintah seakan-akan mengisyaratkan bahwa mereka pengusa dan setiap keinginan mereka harus terpenuhi. Bila kita cermati lebih mendalam dan kita lansung turun kelapangan maka kita akn lebih malu lagi ketika penerus bangsa ini hanya bertumpuh pada secarik kertas jawaban yang mereka dapat dari orang sekitar mereka. Seharusnya pemerintah sadar dengan hal ini bahkan mengalah karena setiap tahun soal-soal Ujian Nasional selalu bocor ditangan aparat pemerintah.
Saran saya sebagai orang awam sebaiknya pemerintah membuat sarana tempat belajar gratis dan perpustakaan didaerah-daerah atau memperbaiki fasilitas sekolah yang masih belum layak ketimbang dibuatkan soal yang ujung-ujungnya bocor dan tiada guna,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar